Dan aku pun tiba di persimpangan
Apakah aku lanjutkan perjalanan ini
Atau aku berputar balik dan mengganti arah tujuan
Entahlah
Biarkan takdir berbicara
Perjalanan menghafal Al-Qur’an adalah perjalanan tentang cinta. Taukah apa yang menyenangkan dari cinta? Cinta membuat kita bisa melakukan apapun, bagaimanapun kondisinya dan beratnya beban yang diemban. Cara pandang yang benar tentang cinta semoga membuka hati kita untuk mencinta kalamNya.
Menghafal Al-Qur’an sejatinya adalah sebuah proses untuk mendidik diri, hati dan jiwa dengan Al-Qur’an. Semakin dekat dengannya, semakin dia akan mengajari kita bagaimana menjadi sebaik-baik insan. Menghafal Qur’an menjadi sebuah aktivitas yang kurang greget jika hanya memandangnya sebagai proses mengingat huruf-huruf arab yang ada di dalamnya, jika kita hanya bertujuan untuk menyelesaikan target hafalan semata.Esensi menghafal Al-Qur’an lebih dari itu. Jika suatu saat semangat mulai turun, saat diri mulai kehilangan ruh menghafal, saat diri mulai meninggalkan Al-Qur’an dan tidak lagi disiplin dalam menjaganya, maka tanyakan lagi, “Apa tujuan awalmu menghafal Al-Qur’an?“
Maka menghafal Al-Qur’an adalah sebuah proses belajar dengan bimbingan Al-Qur’an. Tidakkah kita ingin untuk jadi seseorang yang :
1. Semakin rajin Qiyamul Lail
2. Menjaga mata dari yang tidak boleh dilihat
3. Menjaga pendengaran untuk memilih apa-apa yang layak didengar
4. Menjaga lisan untuk senantiasa mengucap kebaikan
5. Menjaga pikiran dari apa-apa yang tak perlu dipikirkan
6. Menjadikan diri lebih berhati-hati
7. Menjaga hati dari keburukan dan kesia-siaan
8. Membiasakan diri untuk menjaga wudhu dan melantun shalawat
9. Disiplin dalam manajemen waktu
10.Semakin khusyu’ dan taat pada Allah
11.Menjunjung adab dan semangat menghidupkan sunnah
12.Semakin dekat dengan AllahDan hafalan tak akan banyak bermanfaat jika hafalan hanya sekedar hafalan, tanpa kerasnya usaha untuk senantiasa memuliakannya dan menjaga adab-adab terhadapnya.
Sebuah renungan©Quraners
Surabaya, 20 November 2015
Kadang, dalam menjalani sesuatu kita salah mengambil sudut pandang. Sudut pada sukarnya jalan yang ditempuh, pada kesusahan yang dihadapi, pada cercaan yang kita terima, pada keraguan yang kita rasakan.
Perjalanan mau melalui apapun, semuanya akan memiliki rintangannya sendiri. Rintangan itu akan menjadi cerita bila nantinya kita sudah sampai di ujung perjalanan, menjadi sebuah senyuman dan pembelajaran penting dalam kehidupan.
Maka, mari lihat perjalanan itu dalam sisi yang terbaik. Bahwa tujuan itu jauh lebih penting daripada kesulitan hari ini. Bahwa di depan sana ada begitu banyak kebaikan yang menanti bila kita tidak berhenti.
Karena men-ja-la-ni apapun yang sudah kita putuskan memang tidak mudah, semacam berkomitmen pada apa yang telah kita ambil dan setia pada jalan yang kita tempuh.
Yogyakarta, hari jumat pagi sebelum ke Makassar | ©kurniawangunadi
(via widada)
Guys.. Libur sekolah udah di depan mata! Mau ngapain aja?
Nongkrongin TV? Muter-muter di mall? Dengerin musik sambil baper? Gulung-gulung di kasur?Ah basiii !
Nih yang seru..
ISLAMIC YOUTH CAMP
at Malang, Jawa TimurCOMING SOON !!! Specially presents for
Extraordinary Islamic Students
[EXIST]Psst.. Anak hits Surabaya wajib ikut! Penasaraaan?
More information:
CP: 085755446366 - Kak Iltizam
Twitter: @uswahcenter
Fanpage FB: Uswah Student Center#liburan #camp #pelajar #muslim #seru
(via dianirmalaa)
“And whatever good you put forward for yourselves you will find it with Allāh.” (Surah Muzzammil: Verse 20)
(Source: islamicthinking, via dianirmalaa)
Trust Him, He knows best whatever your situation may be.
—————————
#islam #allah #peace #hope #faith #muslim #quran #beautyofislam #muslims #believers #god #religion #paradise #thisisislam #quraanandsunnah
(Source: quraanandsunnah)
Allah created angels with reason and no desires, animals with desires and no reason, and man with both reason and desires.
So if a man’s reason is stronger than his desire then he is like an angel, and if his desires are stronger than his reason, then he is like an animal.
”Originally found on: islam2011
(via islamic-art-and-quotes)
Aku mungkin sepertimu juga, lelah membicarakan masalah perasaan dalam suasana merah jambu. Mendayu-dayu penuh romantika dan haru biru. Membuat kita semakin lemah dan terbuai dengan angan-angan yang panjang.
Aku resah dengan segala jenis penglihatanku pada romantika di sepanjang perjalanan. Di satu sisi aku tidak mampu melihat suami-istri bergandengan tangan, dan disisi lain aku muak melihat sepasang remaja berangkulan sembarangan.
Sudah waktunya kita melihat dalam sisi yang berbeda, mari kita lihat perasaan sebagai nyala api. Dan kita lihat pernikahan dalam suasana merah membara. Bahwa bentuk perjuangan tidak selalu dalam perang fisik, namun juga pemikiran dan perasaan.
Mari kita belajar mengenai perasaan dalam suasana perjuangan, bahwa kelak akan kita perlihatkan kepada dunia sebuah perubahan besar. Dan perubahan besar itu berawal dari rumah kita.
Perubahan besar itu berawal dari rumah kita. Disana ada aku-kamu-dan anak-anak kita.
Bandung, 31 Mei 2013
Wiwiwiwi ♡♡♡
(via kurniawangunadi)
The Finest Hours honors the true events of the most daring rescue mission in U.S. Coast Guard history.
Originally found on: habesheart
(via islamic-art-and-quotes)